Language:

Search

Jadi Narasumber di UPN Yogyakarta, Deputi Pengembangan Bahas Dinamika Geopolitik Global

  • Share this:
Jadi Narasumber di UPN Yogyakarta, Deputi Pengembangan Bahas Dinamika Geopolitik Global

Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia yang diwakili oleh Deputi Pengembangan, Marsda TNI Maman Suherman menjadi narasumber utama dalam kegiatan kuliah umum perdana program pascasarjana, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY), pada Sabtu (26/8/2023). 
Kegiatan ini mengambil tema Dinamika Geostrategi Indonesia untuk Menghadapi Dinamika Geopolitik Regional dan Global. Dalam paparannya, Maman menjelaskan bahwa geopolitik merupakan studi pengaruh faktor geografis dan politik. Hal ini menurutnya, berpengaruh pada hubungan internasional dan kebijakan negara. Sementara geostrategis fokus pada penggunaan dan pengendalian wilayah geografis, keunggulan strategis dalam persaingan global, dan posisi negara dalam konteks geografis untuk kepentingan nasional.
“Hubungan keduanya saling melengkapi, geopolitik merupakan pemahaman dasar tentang apa dan mengapa. Sementara geostrastegi merupakan petunjuk dan arahan tentang bagaimana dan kapan,” terang Maman.
Ia menegaskan secara garis besar, bagaimana merespons terhadap tantangan global, memahami dinamika internasional dan memanfaatkan peluang di area internasional. Selain itu, Maman yang hadir bersama Pembantu Deputi (Bandep) Hankam Laksma TNI F. Y. Nevy Dwi Soesanto membahas delapan topik dinamika politik global yang saat ini tengah terjadi yakni perang Rusia dan Ukraina, persaingan Amerika Serikat dan China di Laut China Selatan, persaingan teknologi digital dan informatika antara Amerika Serikat dan China, ketahanan kesehatan masyarakat, era komersialisasi angkasa luar, perkembangan agama transnasional, fenomena iklim, dan pembatasan ekspor negara penghasil padi.
“Dalam perang Laut China Selatan, Asean termasuk Indonesia memiliki peran penting dalam konflik, Indonesia secara teknis bukan pihak dalam sengketa teritorial, namun telah menjadi penengah dalam konflik antara China dan negara-negara Asean,” jelasnya.
Sementara itu, senada dengan Deputi Pembangunan, Rektor UPNVY Irhas Effendi mengatakan dinamika lingkungan strategis regional dan global selalu membawa implikasi baik positif dan negatif bagi Indonesia."Implikasi negatif menyebabkan meningkatnya potensi ancaman bagi kelangsungan hidup negara," ucap Irhas.
Menurut Rektor, ada tiga poin dinamika politik global dan regional yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Pertama, kecenderungan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Kelompok Uni Eropa, Rusia dan Tiongkok yang menjalankan perang proksi dan perebutan pengaruh di berbagai kawasan dunia.
Kedua, revalitas Amerika Serikat dan Tiongkok di kawasan Indo Pasifik. Rivalitas ini menyangkut empat dimensi, yaitu teknologi, investasi, infrastruktur, dan keamanan. Ketiga, lanjut Irhas, perang Rusia dengan Ukraina yang pada akhirnya menimbulkan krisis energi global dan krisis pangan global.
"Penolakan beberapa komoditas ekspor Indonesia di pasaran Uni Eropa, penolakan kebijakan hilirisasi produk tambang Indonesia oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, berkembangnya paham Islam transnasional di Indonesia, dan perubahan iklim global," imbuhnya.***FP


Dewan Ketahanan Nasional R.I.

Dewan Ketahanan Nasional R.I.

Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia

Dikelola oleh Bagian Sistem Informasi, Biro PSP

lower-third-wantannas-hitam.png