Presiden Joko Widodo menghadiri malam puncak Hari Ulang Tahun ke-79 Pertambangan dan Energi yang digelar di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, pada Kamis, 10 Oktober 2024. Perhelatan ini merupakan penyelenggaraan ketujuh sejak pertama kali diadakan pada tahun 2017.
Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan ucapan selamat kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan mengapresiasi pencapaian mereka dalam mendorong pembangunan sektor energi. “Saya mengucapkan selamat ulang tahun, selamat Hari Jadi ke-79 Pertambangan dan Energi, utamanya bagi keluarga besar Kementerian ESDM dan sektor ESDM,” ujar Presiden.
Presiden juga memberikan apresiasi atas upaya Kementerian ESDM yang berhasil membangun lebih dari 108 smelter di Indonesia. Hal ini dianggap sebagai hasil kerja keras yang konsisten dalam mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk membangun industri pengolahan di dalam negeri. "Saya memberikan apresiasi, sangat menghargai upaya keras Kementerian ESDM serta seluruh jajaran yang sampai hari ini kita telah memiliki smelter lebih dari 108," ucap Presiden.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menekankan pentingnya hilirisasi di sektor ESDM sebagai strategi utama untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Menurutnya, sektor ESDM memiliki peran strategis dan potensi besar untuk memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional. "Kita tahu dari 2014 sampai hari ini PNBP yang diterima oleh negara dari ESDM, berarti 10 tahun, besar sekali, kurang lebih Rp1.800 triliun. Kalau melihat dua tahun yang lalu 2022 itu Rp348 triliun, kemudian di tahun 2023 itu Rp229 triliun per tahunnya juga sangat besar sekali,” jelas Presiden.
Presiden menegaskan bahwa Indonesia tidak boleh lagi mengirim bahan mentah ke luar negeri, yang selama ini hanya menguntungkan negara-negara penerima. "Kita sudah 400 tahun lebih mengirim barang-barang mentah kita, bahan-bahan mentah kita, raw material kita ke luar negeri. Yang kaya mereka, yang menjadi negara maju mereka, kita tidak bisa melompat," tegasnya.
Presiden juga menjelaskan tentang dampak positif hilirisasi nikel, yang mengalami peningkatan signifikan dari nilai ekspor bahan mentah sebesar USD 2,9 miliar pada 2020 menjadi USD 34,4 miliar pada 2023. Menurut Presiden, lompatan ini tidak hanya memberikan keuntungan bagi perusahaan tetapi juga negara dan masyarakat. "Kalau semua masuk ke industri, masuk ke industri-industri turunan akan melompat penerimaan negara, dan itu semuanya bisa kita pakai untuk membangun jalan desa, membangun jalan tol, membangun pelabuhan baru, membangun airport baru, untuk subsidi, untuk bansos rakyat kita,” ungkapnya.
Selain hilirisasi, Presiden juga menyoroti pentingnya meningkatkan produksi minyak dan gas dalam negeri. Ia menegaskan agar lifting minyak tidak boleh dibiarkan terus turun, karena hal tersebut akan meningkatkan impor dan menguras devisa negara. "Jangan sampai lifting minyak kita, kita biarkan turun seberapa pun, seliter tidak boleh, harus naik, setiap tahun harus naik," ucap Presiden.
Dalam pidatonya, Presiden menekankan pentingnya penyederhanaan regulasi untuk memudahkan investasi dan eksplorasi di sektor ESDM. Menurutnya, kecepatan dalam mengambil langkah akan menentukan keberhasilan negara. “Bukan negara besar mengalahkan negara kecil, bukan negara kaya mengalahkan negara berkembang, tapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat,” tutur Presiden.
Pada malam puncak tersebut, Presiden juga menyaksikan penyerahan Penghargaan Subroto kepada 68 penerima. Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi dari Kementerian ESDM kepada para pemangku kepentingan yang telah berperan dalam memajukan sektor energi dan sumber daya mineral dalam kurun satu tahun terakhir. Selain itu, Presiden memberikan apresiasi khusus kepada 5 orang perwakilan dari 5.291 insan Kementerian ESDM yang tersebar di seluruh Tanah Air, sebagai simbol dedikasi atas kerja keras mereka.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, serta para Menteri dan Wakil Menteri ESDM terdahulu.