Dalam rangka gempita Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional, Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas) Laksdya TNI Dadi Hartanto, M.Tr. (Han) menghadiri Dialog Kebangsaan bertemakan Memelihara dan Mengembangkan Semangat Kemajemukan dalam Kerangka Kebangkitan Indonesia Unggul, bertempat di Gedung Batak Center, Jalan Tanah Abang II / 41D, Jakarta Pusat, Jumat (26/5/2023).
Dialog ini dipandu 2 orang tokoh perempuan yaitu Wartawan Senior Kompas Sonya Hellen Sinambor serta praktisi pendidikan dan pengembangan SDM Arta Peto Sinamo, dengan dihadiri sekitar 35 orang offline dan 100 orang melalui online .
Dalam dialog ini, Sesjen Wantannas menyampaikan bagaimana bangsa Indonesia bisa mencapai kemajemukan untuk menuju Indonesia Unggul yang diambil dari nilai - nilai kejuangan dan kontribusi tokoh pergerakaan kebangkitan nasional.
“Indonesia adalah negara yang kaya akan kemajemukan yang terdapat di beragam suku, bahasa dan budaya yang pada akhirnya membentuk identitas bangsa. Dalam kemajemukan itulah kita menemukan kekuatan dan potensi untuk terus berkembang dan menjadi bangsa yang unggul,” ujar Sesjen.
“Indonesia tidak tercipta dalam semalam, namun dari perjuangan para pahlawan dan tokoh pergerakan kebangkitan nasional,” tambahnya.
Untuk bisa mencapai kemajemukan tersebut, salah satunya dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat umum, lembaga - lembaga pendidikan, dan terutama generasi muda, yang menggambarkan bagaimana tekad, keberanian, determinasi serta dedikasi yang telah ditunjukkan oleh tokoh - tokoh pergerakan demi mencapai tujuan bersama.
“Generasi muda dapat berkontribusi mempertahankan dan memperkaya warisan budaya dan sejarah kita melalui pemahaman dan internalisasi nilai - nilai kejuangan dari para tokoh,” demikian disampaikan Sesjen Wantannas.
Memupuk rasa cinta tanah air dan bangga akan identitas nasional perlu ditanamkan untuk meneguhkan karakter dan jati diri bangsa Indonesia. Hal ini tentu saja bermuara pada visi Indonesia Emas 2045 untuk menjadi negara yang maju, adil, dan sejahtera.
“Kemajemukan, karakter bangsa dan nilai - nilai pendidikan dapat membantu kita dalam meraih visi Indonesia Unggul,” tegas Sesjen Wantannas pada akhir paparannya.
Adapun tokoh - tokoh penting yang ikut hadir dalam dialog tersebut diantaranya mantan Kepala BP7 yang juga mantan Menteri Kehakiman Oetojo Oesman, mantan Wamen Kemdikbudnas sekaligus Rektor Universitas YARSI Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D, mantan Menteri Tenaga Kerja sekaligus mantan Dubes RI Prof. Dr. H. Bomer Pasaribu, S.H., S.E., M.S serta tokoh diaspora di Moskow - Rusia, pakar hukum antariksa yang juga pendiri BATAK CENTER di Rusia Dr. Raymond Sihombing.***(dfn)