Sekertaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas) RI Laksdya TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., S.H., M.H., M.Tr.Opsla kembali melaksanakan kunjungan daerah sebagai implementasi tugas dan fungsi Wantannas RI yang merupakan perumus kebijakan Presiden. Lokus yang dikunjungi kali ini adalah PT. PAL (Persero) Surabaya. Sesjen Wantannas membawa serta 7 orang pejabat sebagai pendampingnya. Dijadwalkan kunjungan tersebut akan dilaksanakan selama dua hari, 23 – 24 Mei 2022.
Dalam perbincangan diskusi tentang eksistensi PT. PAL, Sesjen Wantannas menghimbau agar PT. PAL dapat terus meningkatkan kemapuannya.
“PT. PAL adalah perusahaan yang memiliki peran penting dan strategis dalam mendukung pengembangan industri maritim nasional, Oleh karena itu, harus terus meningkatkan kemampuan untuk dapat berperan dalam Driving Synergy to Global Maritime Access,” ucap Sesjen.
“Kami sangat mendukung PT. PAL untuk bisa meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produksi agar pada masa mendatang PT. PAL Indonesia bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan Alpalhankam dalam negeri saja, tetapi juga bisa membawa industri maritim Indonesia pada pasar maritim global menjadi supply chain global khususnya dalam Alutsista matra laut,” ucapnya lagi.
Kunjungan ke PT. PAL juga berfokus pada rencana kerja PT. PAL dengan PT. LEN setelah Presiden Jokowi menandatangani PP No. 5 Tahun 2022 pada tanggal 12 Januari 2022 lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Sesjen Wantannas RI bersama rombongan didampingi oleh CEO PT. PAL dan jajarannya melaksanakan kunjungan ke fasilitas pembangunan kapal dan MRO diantaranya Devisi kapal niaga yang sedang membangun kapal jenis SSV untuk kapal rumah sakit TNI AL yang merupakan hasil Transfer Of Technologi (TOT) dari Korea selatan.
Selain itu, dihadapan Sesjen Wantannas dan tim juga diperlihatkan pembuatan kapal jenis KCR 60 yang merupakan pengembangan kapal FPB 57. Tim Wantannas RI bersama Inspektorat dan Kapok sahli Koarmada II juga melihat secara langsung KRI RE Martadinata-331 hasil produksi PT. PAL Indonesia yang menggandeng perusahaan asal Belanda. Pembuatan kapal tersebut pada tahun 2012 - 2017 dengan biaya mencapai US$ 340 juta atau 4,8 triliun rupiah.
Pada akhir kunjungan, Sesjen wantannas secara tegas mengingatkan jajarannya akan kemandirian industri pertahananan.
“Kemandirian industri bukan merupakan kepentingan satu atau dua pihak saja, melainkan kepentingan bangsa untuk menunjukan eksistensi bangsa Indonesia pada dunia global. Oleh karenanya semua komponen bangsa harus memiliki komitmen, konsistensi dan persistensi dalam pelaksanaan serta mau berkomunikasi antar pemangku kepentingan sehingga permasalahan - permasalahan yang timbul dapat segera diselesaikan,” pungkas Sesjen.****