Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Wantannas RI) bersama dengan jajaran BUMN Bio farma menggelar pertemuan menindaklanjuti pembahasan terkait dengan ketahanan kesehatan nasional. Kegiatan tersebut digelar di Ruang Rapat Atas 1 (RRA 1), Gedung Heritage Bio Farma Jl. Pasteur 28, Bandung, Kamis (8/8).
Sesjen Wantannas Laksdya TNI T.S.N.B Hutabarat mengatakan, agenda ini merupakan lanjutan dari kegiatan FGD (focus group discussion) di kantor Wantannas RI sebelumnya yang membahas permasalahan kesehatan dan obat obatan di Indonesia.
“Kami banyak dapat masukan selama diskusi, dan insya Allah nanti akan kita lanjutkan lagi dalam bentuk kegiatan seminar yang lebih komprehensif yang melibatkan berbagai stakeholder,” terang Sesjen Wantannas saat menjawab pertanyaan awak media perihal pertemuan tersebut.
Ia menilai masukan secara komprehensif akan menjadi masukan kepada pemerintah terkait permasalahan regulasi, maupun logistik, atau apapun yang berkaitan permasalahan terkait dengan vaksin, obat obatan, yang otomatis akan terkait dengan kesehatan masyarakat.
Kemudian ia menuturkan dalam hal ini yang terpenting adalah urgensinya, urgensi bahwa kepentingan kesehatan masyarakat itu adalah nomor satu, dan secara bertahap akan menuju kemandirian. Sementara tugas Wantannas RI sendiri menurutnya adalah melakukan pengkajian dan dijadikan masukan kepada pemerintah dalam hal ini Presiden selaku Ketua Wantannas.
“Tapi dari kunjungan ini saya melihat luar biasa, bahwa tempat ini (bio farma) bukan saja memenuhi kebutuhan domestik tapi juga kebutuhan global dimana yang ini menurut saya menjadi kebanggaan bersama masyarakat Indonesia bahwa kita sudah di tahap seperti itu,” ujar Sesjen didampingi Plh. Deputi Sistem Nasional Mayjen TNI Tri Yuniarto.
Sementara itu, Direktur Medis & Hubungan Kelembagaan Bio Farma Sri Harsi Teteki mengatakan, sebagai BUMN Farmasi Bio Farma mendapatkan semacam amanah dari pemerintah untuk memberikan kecukupan dari obat-obatan yang ada di Indonesia khususnya obat obat yang esensial.
“Yang lebih khusus di bio farma ini adalah vaksin. Ketersediaan vaksin di domestik ini kita sudah memenuhi 13 antigen dan 14 antigen yang ada di Indonesia yang dbutuhkan untuk program imunisasi,” ucap Sri.
Kemudian selain melakukan beberapa pemenuhan keperluan domestik, ia menjelaskan bio farma juga memenuhi kebutuhan global. Seperti diketahui, bio farma juga memenuhi tiga perempat dari produk polio di dunia. “Jadi walaupun covid sudah berlalu, kita tetap memproduksi beberapa vaksin yang memang sangat dibutuhkan baik untuk konsumsi domestik maupun global,” terangnya.
Terkait pertemuan dengan Wantannas RI, pihaknya menilai agenda ini sangat penting dan strategis sebagai tindak lanjut dari FGD yang dilakukan di Wantannas RI sebelumnya. Pihaknya berterima kasih kepada jajaran Wantannas RI yang bersedia meluangkan waktu untuk melihat sendiri bagaimana bio farma holding ini memperjuangkan misinya sebagai bioteknologi global, dimana biofarma saat ini memiliki produk produk yang sudah diekspor ke 154 negara.
“54 diantaranya adalah OIC (The Organisation of Islamic Cooperation), dan di biofarma juga merupakan laboratorium untuk OIC. Setiap tahun selama 3 tahun berturut turut kami menerima kunjungan perwakilan negara OIC untuk mendapatkan transfer knowledge dan informasi bagaimana cara pembuatan vaksin dan beberapa isu global yang kita sampaikan,” ungkapnya.
Terakhir menurutnya dengan kehadiran jajaran Wantannas RI, menjadikan sebuah titik cerah dan menunjukkan bahwa negara memang hadir dengan secara bersama untuk mendukung ketahanan kesehatan dan kemandirian kesehatan. Dengan harapan Bio Farma tetap menjadi pilhan yang bisa dipercaya oleh pemerintah dalam mengawal amanah sebagai peran dari BUMN yakni value creator dan agent of development.
“Mudah mudahan kami makin kuat dan makin sehat makin besar, anak anaknyanya makin sehat juga dan kita nanti akan menjadi partner strategis pemerintah dan menjadi pilihan utama, tidak hanya Indonesia tapi juga global,” tutupnya. (Humas/ FP)